Mari Kita Mengenal Imunisasi dan Vaksinasi Yang Berbeda

Sering disebut bergantian, sebenarnya ada perbedaan antara imunisasi dan vaksinasi berdasarkan artinya. Keduanya terkait tetapi imunisasi adalah proses ketika seseorang menjadi kuat dan kebal pada infeksi penyakit tertentu. Vaksinasi adalah pemberian vaksin. Mengetahui arti dan perbedaan antara keduanya dapat membantu Anda menghindari kesalahpahaman antara Anda dan staf medis. Penggunaan istilah yang tepat juga dapat memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan mudah dipahami.

Bagaimana kekebalan terbentuk?

Ketika seseorang menerima vaksin, sistem kekebalan akan mengenalinya sebagai senyawa berbahaya. Antibodi dengan demikian memberikan perlindungan terhadap organisme penyebab penyakit.

Proses ini tidak hanya menyerang dan menetralkan jenis patogen tertentu, tetapi juga memberi sel memori mereka sendiri. Ketika organisme penyebab penyakit kembali, antibodi lebih siap dan dapat melindungi orang tersebut dari sakit.

Namun, setiap kekebalan terhadap patogen tertentu memiliki durasi yang berbeda. Beberapa memudar cukup cepat, yang lain bertahan lebih lama. Oleh karena itu, banyak jenis vaksinasi yang harus diulang atau ditambahkan vaksinasi booster jika diperlukan.

Ketika setiap orang telah memperoleh kekebalan melalui vaksinasi, kekebalan komunitas secara otomatis muncul. Proses ini disebut juga dengan herd immunity. Ini berarti jumlah orang yang dapat menyebarkan infeksi di dalam lingkaran komunitas berkurang.
Dengan herd immunity, penyakit menular seperti polio, gondok dan campak hampir bisa dijinakkan. Ketika virus tidak bisa lagi menyebar, akhirnya akan hilang.

Pentingnya mengikuti jadwal vaksinasi

Jadwal vaksinasi, terutama untuk bayi baru lahir hingga dua tahun pertama di dunia, cukup ketat. Jelas, karena mereka tidak memiliki kekebalan yang disebabkan oleh vaksinasi atau paparan penyakit sebelumnya.
Sejak bayi baru lahir, ada berbagai jenis vaksin yang perlu diberikan sekitar. Beberapa bahkan harus diberikan bersamaan, terutama pada 6 bulan pertama usia bayi.

Skema yang kemudian disepakati untuk diterapkan secara nasional ini ternyata aman dan efektif dalam melindungi bayi terhadap penyakit. Jika Anda tidak mendapatkan vaksin, risikonya bisa sangat serius.
Orang tua juga harus mencatat setiap vaksinasi yang diberikan kepada anak-anak mereka, lengkap dengan tanggal pemberian. Juga perlu diingat bahwa vaksinasi juga dapat dikaitkan dengan efek samping ringan seperti demam, ruam, atau pembengkakan di tempat suntikan.

Jika demam terlalu tinggi, orang tua juga bisa memberikan obat penurun demam agar anak bisa beristirahat. Reaksi serius terhadap vaksinasi jarang terjadi. Bahkan jika itu masalahnya, mungkin ada faktor lain yang berperan juga.